Jumat, 06 Mei 2011

Analisis Usaha Siomay dan Batagor


Perhitungan usaha siomay dan batagor
Analisis Usaha Siomay dan Batagor

Asumsi :

1. Masa pakai etalase 5 tahun.
2. Masa pakai peralatan masak (kompor dan tabung gas, panci, dandang, wajan, dan sutil) 3 tahun.
3. Masa pakai peralatan makan (piring, gelas, sendok, dan garpu) dan perlengkapan lain-lain (tempat tissue, tempat sendok dan garpu, serta wadah kecap dan saos) 2 tahun.
4. Masa pakai meja dan kursi 4 tahun.

a. Biaya Investasi :

Etalase Rp 3.000.000,-
Peralatan masak Rp 1.000.000,-
Peralatan makan Rp 200.000,-
Meja dan kursi Rp 500.000,-
Perlengkapan lain-lain Rp 100.000,-
Total investasi Rp 4.800.000,-

b. Biaya Operasional per Bulan

1. Biaya Tetap
Penyusutan etalase (1/60 x Rp 3.000.000,-) Rp 50.000,-
Penyusutan peralatan masak (1/36 x Rp 1.000.000,-) Rp 27.800,-
Penyusutan peralatan makan (1/24 x Rp 200.000,-) Rp 8.300,-
Penyusutan meja dan kursi (1/48 x Rp 500.000,-) Rp 10.400,-
Penyusutan perlengkapan lain-lain (1/24 x Rp 100.000,-) Rp 4.200,-
Biaya sewa lahan Rp 300.000,-
Upah 1 orang karyawan Rp 500.000,-
Total biaya tetap Rp 900.700,-

2. Biaya Variabel
Bahan baku (Rp 250.000,-/hari x 30 hari) Rp 7.500.000,-
Gas (Rp 15.000,-/3 hari x 10 hari) Rp 150.000,-
Keamanan, listrik, dan kebersihan Rp 50.000,-
Total biaya variabel Rp 7.700.000,-
Total biaya operasional Rp 8.600.000,-

c. Penerimaan per Bulan

Batagor (30 porsi x Rp 6.000,-/porsi x 30 hari) Rp 5.400.000,-
Siomay (30 porsi x Rp 6.000,-/porsi x 30 hari) Rp 5.400.000,-
Total penerimaan Rp 10.800.000,-

d. Keuntungan per Bulan

Keuntungan = Total penerimaan - total biaya operasional
= Rp 10.800.000,- - Rp 8.600.700,-
= Rp 2.199.300,-

e. Revenue Cost Ratio

R/C = Total penerimaan : total biaya operasional
= Rp 10.800.000,- : Rp 8.600.700,-
= 1,25

f. Pay Back Period

Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
= (Rp 4.800.000,- : Rp 2.199.300,-) x 1 bulan
= 2,2 bulan

Resep Siomay dan Batagor


Cara membuat siomay dan batagor
Contoh Resep Siomay dan Batagor

a. Siomay

Bahan-bahan :

450 gram daging ikan tenggiri
400 gram tepung kanji
1 sdm tepung terigu
2 butir telur
4 sdm bawang goreng
4 siung bawang putih
Garam dan penyedap rasa secukupnya

Cara membuat :

1. Masukkan semua bahan ke dalam food processor, lalu proses hingga benar-benar halus.
2. Bentuk bulat atau lonjong ukuran sedang (sesuai selera). Lakukan hingga adonan habis.
3. Kukus menggunakan dandang hingga matang, lalu angkat.
4. Letakkan beberapa siomay di piring datar, potong-potong, lalu siram dengan bumu kacang.

b. Batagor

Bahan-bahan :

100 gram daging ikan tenggiri
100 gram tepung tapioka atau tepung sagu
5 lemba kulit pangsit
5 buah tahu, potong segitiga
100 ml air es
1 batang bawang daun, iris halus

Bumbu :

1 sdt garam
2 sdt gula pasir
1 siung bawang putih, parut halus

Cara membuat :

1. Haluskan daging ikan tenggiri, air, dan bumbu menggunakan food processor atau blender. Tuangkan ke dalam wadah, tambahkan tepung tapioka, lalu aduk hingga rata.
2. Masukkan daun bawang, lalu aduk hingga rata.
3. Ambil tahu yang telah dipotong segitiga. Keluarkan sebagian bagian tengahnya, kemudian masukkan adonan.
4. Siapkan kulit pangsit. Beri adonan secukupnya di bagian tengah. Lipat hingga adonan benar-benar terbungkus.
5. Goreng batagor menggunakan minyak panas hingga matang. Lalu angkat.
6. Taruh beberapa buah batagor di piring datar, potong-potong, lalu siram dengan bumbu kacang.

c. Bumbu kacang:

300 gram kacang tanah goreng
2 buah cabai merah
5 siung bawang putih
100 gram gula merah
2 lembar daun jeruk purut, buang tulang daunnya, iris-iris
2 sdm saos tomat
2 sdm saos sambal
400 ml air matang

Cara membuat :

1. Haluskan semua bahan menggunakan blender.
2. Masak dengan api sedang hingga mendidih dan bumbu mengental.

Usaha Siomay dan Batagor


Gambaran Usaha Siomay dan Batagor
http://i2.squidoocdn.com/resize/squidoo_images/250/draft_lens6023342module47367362photo_1248185206siomay_batagor.jpgSiomay dan Batagor

Siomay dan batagor (bakso tahu goreng) merupakan makanan yang tidak terpisahkan. Dimana ada siomay biasanya ada batagor. Kedua makanan ini memang mirip. Bedanya, siomay dibuat dengan cara dikukus, sedangkan batagor digoreng. Keduanya disajikan dengan menggunakan bumbu kacang.

Bahan yang digunakan untuk membuat siomay dan batagor hamper sama, yaitu dengan ikan tenggiri, teoung kanji, tepung tapioka, dan tepung terigu. Bumbu yang digunakan antara lain gula, garam, bawang putih, bawang goreng, dan penyedap rasa. Bahan pelengkap siomay adalh tahu, kol, pare, kentang, dan telur ayam rebus.

Takaran komposisi bahan pembuat siomay dan batagor antarpedagang berbeda-beda. Hal ini berpengaruh terhadap kelezatan. Sebelum memutuskan berjualan sebaiknya mencobakannya kepada anggota keluarga atau kerabat untuk mengetahui kualitas dan kelezatannya.

Lokasi yang berpotensi untuk menjalankan usaha ini antara lain di pinggir jalan raya, daerah perkantoran, atau di sekitar sekolah dan perumahan. Pastikan lokasi mudah dijangkau dan terjaga kebersihannya.

Perlengkapan usaha ini antara lain gerobak atau etalase, peralatan masak (kompor dan tabung gas, panci, dandang, wajan, dan sutil), dan peralatan makan (piring, gelas, garpu, dan sendok). Diperlukan juga meja dan kursi secukupnya serta beberapa perlengkapan pendukung seperti tempat sendok, garpu, serta wadah saos dan kecap.

Untuk awal, usaha siomay dan batagor dapat dijalankan sendiri oleh pemiliknya. Bila usaha ini berkembang, barulah dapat merekrut tambahan tenaga untuk melancarkan operasional usaha.

Promosi usaha ini antara lain memasang spanduk di tempat usaha serta membuat tulisan produk yang dijual di gerobak. Selanjutnya, kelezatan rasa, kualitas, dan pelayanan yang memuaskan akan menciptakan promosi dari mulut ke mulut.

Harga satu porsi siomay dan batagor relatif murah. Berkisar antara Rp 5.000,- s/d Rp 7.000,- per porsi. Satu porsi siomay seharga Rp 7.000,- biasanya sudah dilengkapi dengan setengah atau satu butir telur ayam rebus.

Resiko usaha siomay dan batagor antara lain persaingan, kenaikan harga bahan baku, dan rasa yang kurang lezat. Resiko ini dapat diminimalisir dengan berjualan di lokasi strategis yang belum banyak penjual makanan ini.

Kenaikan bahan baku bisa disiasati dengan menjalin hubungan baik dengan supplier sehingga bisa mendapatkan harga spesial. Sedangkan resiko rasa yang kurang lezat dapat diantisipasi dengan cara membuat sample produk dan mencobakannya kepada orang di sekitar atau mereka yang memiliki pengetahuan cukup dan selera yang baik mengenai makanan.

Berikut tip dan trik usaha siomay dan batagor :

1. Variasi Penyajian Siomay dan Batagor. Makanan ini dapat disajikan dengan menggunakan kuah yang dibuat dari air kaldu dan penyedap rasa (mirip kuah bakso). Penjual siomay dan batagor di Bandung, biasanya menyediakan pilihan cara penyajian ini. Siomay atau batagor yang disajikan menggunakan kuah disebut siomay atau batagor kuah, sedangkan yang menggunakan sambal kacang disebut dengan siomay atau batagor kering.

2. Memisahkan siomay dan batagor dengan bumbunya untuk pembeli yang ingin menikmatinya di rumah, sehingga siomay tetap segar dan batagor tetap renyah saat hendak dikonsumsi.

3. Menyediakan aneka pelengkap siomay seperti tahu, kentang rebus, kol rebus, telur rebus, dan pare dapat memenuhi keinginan atau selera konsumen yang berbeda-beda.

Resep Mie Ayam


Contoh cara membuat mie ayam

Contoh Resep Mie Ayam

Bahan-bahan :

2 kg mie
1 kg ayam
1,5 kg sawi hijau
200 gram bawang daun, iris tipis
Kecap manis secukupnya
Kecap asin secukupnya
Bawang merah goreng secukupnya
Minyak sayur secukupnya
Penyedap rasa secukupnya (digunakan untuk toping dan sajian mie)
Merica (lada bubuk) secukupnya

Cara membuat :

1. Buat toping ayam. Potong ayam ukuran kecil, rebus, kemudian beri kecap manis dan penyedap rasa secukupnya. Angkat, sisihkan.
2. Rebus mi dan sawi dalam air mendidih selama 3 menit, lalu tiriskan.
3. Campurkan merica, penyedap rasa, dan minyak sayur ke dalam mangkuk saji, lalu aduk hinga rata.
4. Masukkan mie dan sawi yang telah direbus, aduk sebentar. Tambahkan kecap manis dan kecap asin sesuai selera.
5. Sajikan mie ayam dengan toping ayam, irisan bawang daun, dan taburan bawang goreng secukupnya.

Analisis Usaha Mie Ayam


Gambaran perhitungan usaha mie ayam

Analisis Usaha Mi Ayam

Asumsi :

1. Masa pakai meja dan kursi serta gerobak atau etalase 5 tahun.
2. Masa pakai peralatan masak (kompor dan tabung gas, panci, dan saringan mi) 3 tahun.
3. Masa pakai peralatan makan (mangkuk, sendok, garpu, dan gelas) 2 tahun.
4. Masa pakai perlengkapan lain-lain (wadah saos, kecap, sambal, dan wadah tissue) 1 tahun.

a. Biaya Investasi

Meja dan kursi Rp 500.000,-
Gerobak atau etalase Rp 2.000.000,-
Peralatan masak Rp 1.200.000,-
Peralatan makan Rp 1.200.000,-
Perlengkapan lain-lain Rp 200.000,-
Total investasi Rp 5.100.000,-

b. Biaya Operasional per Bulan

1. Biaya Tetap
Penyusutan meja dan kursi (1/60 x Rp 500.000,-) Rp 8.300,-
Penyusutan gerobak dan etalase (1/60 x Rp 2.000.000,-) Rp 33.300,-
Penyusutan peralatan masak (1/36 x Rp 1.200.000,-) Rp 33.300,-
Penyusutan peralatan makan (1/24 x Rp 1.200.000,-) Rp 50.000,-
Penyusutan perlengkapan lain-lain (1/12 x Rp 200.000,-) Rp 16.700,-
Sewa tempat Rp 400.000,-
Total biaya tetap Rp 541.600,-

2. Biaya Variabel
Mi (3 kg x Rp9.000,0/kg x 30 hari) Rp 810.000,-
Ayam (1 ekor x Rp 20.000,-/ekor x 30 hari) Rp 600.000,-
Sawi dan bumbu (Rp 10.000,-/hari x 30 hari) Rp 300.000,-
Kecap (Rp 8.000,-/3 hari x 10 hari) Rp 80.000,-
Gas (Rp 13.000,-/3 hari x 10 hari) Rp 130.000,-
Listrik, kebersihan, dan keamanan Rp 60.000,-
Total biaya variabel Rp 1.980.000,-
Total biaya operasional Rp 2.521.600,-

c. Penerimaan per Bulan

Penjualan mi ayam
(30 mangkuk x Rp 5.000,-/mangkuk x 30 hari) Rp 4.500.000,-

d. Keuntungan per Bulan

Keuntungan = Total penerimaan - total biaya operasional
= Rp 4.500.000,- - Rp 2.521.600,-
= Rp 1.978.400,-

e. Revenue Cost Ratio (R/C)

R/C = Total penerimaan : total biaya operasional
= Rp 4.500.000,- : Rp 2.521.600,-
= 1,78

f. Pay Back Period

Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
= (Rp 5.100.000,- : Rp 1.978.400,-) x 1 bulan
= 2,6 bulan